KITASEMUA bersaudara. 1,789 likes. marilah kita mulai memikirkan apa yg ada disekeling kita begitu banyak saudara kita yg tidak peduli dgn sesama LogoKita Semua Bersaudara sangat mudah dipahami dan diingat sehingga diharapkan dapat meresap kedalam otak bawah sadar bagi mereka yang melihatnya. Bermaindan Bekerja sama/Kita Semua Bersaudara Tema ini bertujuan mengajak peserta didik untuk mampu berinteraksi dengan teman sebaya, menghargai perbedaan, mau berbagi, dan mampu bekerja sama. Contoh kontekstualisasi tema: Membuat "minggu bertukar bekal" di mana peserta didik membawa bekal, menceritakan, dan menghargai makanan Ketenaranjuga bisa membuat kita terlena. Otak sederajat Einstein dan bergaya kece ala artis sekalipun nggak ada artinya kalau sikap dan kata-katanya nggak bisa dijaga dan membuat orang lain tersinggung atau sakit hati. Orang-orang yang dianggap aneh dan nggak dihargai sering jadi bahan ejekan. Penelitianyang berjudul "Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Quiz Pada Materi Kita Semua Sederajat Dan Bersaudara Kelas XI di SMA Negeri 1 Teunom". Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hasil belajar siswa, aktivitas siswa, keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran, serta tanggapan siswa terhadap penerapan model KitaSemua Sederajat dan Bersaudara BA. Materi PKN Kelas 8 Semester 2 Bab 5. Pada kesempatan kali ini ppkncoid akan memberikan ulasan mengenai Materi PKN Kelas 8 Semester 2 Bab 5 yuk simak dibawah ini. Menghindari Minuman keras Judi dan per. KITA SEMUA SEDERAJAT DAN. . Setiap bahasa memiliki keunikan tersendiri. Dalam bahasa Indonesia salah satu bentuk keunikan itu bisa dijumpa dari kata “kita” dan “kami”. Berbeda dengan kata “we” dalam bahasa Inggris atau “nahnu” dalam bahasa Arab, kata “kita” dan “kami” terasa lebih kompleks. Dalam arti kepunyaan dan identitas, “kami” dikhususkan terhadap penisbatan bersifat primordial. Sebaliknya, “kita” menggambarkan kesatuan atas aneka sub-intern yang berkohesi dengan saling penerimaan untuk melebur dalam satu konteks kebangsaan, keberbedaan sebagai manifestasi sunnatullah, “kami” menyempitkan arti kesukuan, marga, dan keturunan; termasuk pada babakan agama. Sementara “kita” telah meluaskan pemaknaan melepas sekat-sekat tersebut dalam ruang bersama bersebut Indonesia. “Kita” merupakan jembatan dari pelbagai identitas untuk merangkai kehidupan harmonis dan ikhtiar memelihara perdamaian. “Kita” digunakan sebagai mantra ampuh mengurai konflik dan meredam keegoisan primordial. Melalui “kita”, adalah semacam kunci atas kesadaraan antarkami yang sama-sama lahir dan tinggal di wilayah yang hingga kini masih patut sebagai representasi keberhasilan menjaga kerukunan dan perdamaian, bukan berarti nihil konflik. Konflik dan perseteruan penah terjadi. Faktor ekonomi-politik yang kemudian disulut melalui bahan pemantik berupa suku-agama seakan-akan menamsilkan hidup rukun dalam balutan multikultural adalah utopia. Namun, melalui kata “kita” sebagai kekhasan bahasa Indonesia, rupanya ampuh mengikat kembali sekat-sekat yang sempat tercerai berai. Konflik yang pernah mendera masyarakat Ambon yang kemudian mengerucut dalam perseteruan antarpemeluk agama, rupanya bisa diredam dengan kesadaran slogan “Katong Samua Basodara”, masyarakat Ambon menjadi lakon cerminan bagaimana slogan itu tidak sekadar simbol dan semacam petuah moralistik. Melainkan benar-benar bisa dilaksanakan dan dibuktikan. Kata “kita” atau “katong” menjadi ikatan persaudaraan dan pondasi perdamaian di atas kehidupan keagamaan dan etnisitas masyarakat Ambon yang multikultural. Imaji persatuan dalam kata “katong” telah memberi arahan dan makna mendalam. Menyadarkan untuk kembali merenungi asal-muasal dan titik persamaan. Kala perbedaan adalah keniscayaan, kata “kita” juga dimaksudkan sebagai pengikat lantaran persatuan/kesamaan sesungguhnya juga merupakan sunnatullah.“Katong” rupanya mematahkan anggapan banyak orang bahwa konflik Ambon selesai hingga tiga-empat generasi. Sebaliknya, masyarakat Ambon bergerak cepat menanggalkan ke”kami”an dan merujuk ke”katong”an, sehingga sukses mengembalikan kedamaian tidak sampai satu generasi. Tesis Deddy Mulyana dalam Membongkar Komunikasi Budaya 2017 membabar realisasi konkret atas dasar spirit “katong”. Komunitas muslim dan komunitas kristiani bahu-membahu menggalang kerjasama dalam banyak kegiatan. Semisal dalam Musabaqah Tilawatil Quran MTQ, orang Kristen turut berpartisipasi menjadi panitia. Pembangunan masjid dan gereja juga melibatkan elemen lintas pemeluk berupa kami orang Jawa, kami bersuku Batak, kami dari Dayak, merupakan perbedaan alamiah. Namun, dengan kata “kita” orang Indonesia, merupakan unsur utama pemersatu sebagai sesama orang yang tinggal dan mencintai Indonesia. Pada cakupan lebih luas, sengkarut rasisme yang masih sering terjadi di ranah global, kata “kita” akan selalu mencari sisi kesamaan. Yakni, di antara perbedaan dan keanekaragaman ras manusia, bukankah “kita” semua adalah manusia. Kemanusiaan merupakan termin aras pemersatu. Dan, kata “kita” telah menjadi obat terhadap penyakit superioritas ras. Inilah yang dilakukan Nelson Mandela untuk menyadarkan masyarakat internasional bahwa “kita”, baik kulit hitam maupun kulit putih adalah bersederajat sama sebagai sesama yang kiranya sama juga bisa diimplementasikan dalam ruang kehidupan beragama. Hampir dalam setiap agama, ada banyak aliran, mazhab, sekte dan ormas keagamaan. Keragaman varian pemahaman atas ajaran agama tersebut tak jarang memantik perseteruan berkepanjangan. Masing-masing pihak merasa menjadi yang paling benar. Penggunaan kata “kami” sebagai batas definisi pembeda dengan yang lain sering diuarkan ”kami’ merasa benar karena sesuai Sunnah Nabi, sementara ibadahmu bidah lantaran menyalahi aturan agama”. Padahal, menurut Rumi, masing-masing pihak sama-sama memungut pecahan kaca. Karena itu, meredam fenomena takfiri yang marak belakangan ini, “kami” mestilah diganti dengan “kita” demi menuju persamaan; karena sama-sama memegang kaca. Bukankah perbedaan itu ada titik simpul berupa kesamaan atas satu agama, “kita” sama-sama Islam. Baik NU, Muhammadiyah, Sunni, Syiah, dan lain sebagainya memiliki pangkal sama memercayai Alquran dan ke”kami”an dalam rupa bersuku-berbangsa sebagaimana tersurat dalam Alquran syu’uba wa qabaila juga diselaraskan dengan narasi ke”kita”an berupa kata “li ta’arafu”; di mana menyimpan makna untuk lekas bergumul dan melebur dalam aras tunggal kemanusiaan. Semua perbedaan berpangkal kepada kesamaan sebagai hamba Tuhan. Nabi Saw telah meneladankan kepada kita dengan senantiasa berbaik laku kepada saban orang, gemar berbagi kepada tetangga, dan lekas menjenguk yang sedang terbaring sakit meski mereka berlainan agama. Bilamana tidak bisa bersaudara dalam agama, kita semua tetap bersaudara sebangsa dan bersaudara berdasar sesama manusia. Wallahu a’lam 0% found this document useful 0 votes2 views63 pagesOriginal TitleBAB 5 Kita Semua Sederajat dan BersaudaraCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes2 views63 pagesBAB 5 Kita Semua Sederajat Dan BersaudaraOriginal TitleBAB 5 Kita Semua Sederajat dan BersaudaraJump to Page You are on page 1of 63 You're Reading a Free Preview Pages 7 to 12 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 16 to 19 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 23 to 25 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 29 to 48 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 56 to 62 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. adindaruri adindaruri PPKn Sekolah Menengah Atas terjawab Iklan Iklan KurniawatiRachmat KurniawatiRachmat Karena kita semua adalah makhluk hidupmanusia yang diciptakan oleh Allah swt. Kita semua bersaudara karena kita kita sama sama makhluk ciptaan tuhan Kita seua sederajat maksudnya kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan memiliki hak dan kewajiban yang sama. Iklan Iklan vhyvhy306 vhyvhy306 Sesama manusia memang bersaudarakalau sederajat saya kurang tau Iklan Iklan Pertanyaan baru di PPKn Apa Arti Dari Rambu Di Bawah iniA. Cari Jalur LainB. Berhenti Sesaat Karena Ada Perlintasan Kereta ApiC. Dilarang Berhenti​ 1. seorang tokoh Indonesia yang turut serta menandatangani pembentukan organisasi ASEAN adalah.....2. negara di wilayah Asean yang tidak memiliki gari … s pantai adalah....3. negara yang tidak dilewati sungai Mekong adalah.....​ Berikut ini mana yang tidak termasuk alasan pelarangan berkendara melawan arus Pilih satu jawaban A Keselamatan diri sendiri B Ketertiban jalan Pelang … garan Menambah kemacetan jalanE Keselamatan pengendara lain​ Usaha yang dilaksanakan secara konsepsional melalui tindakan politik dan kejahatan yang diperkirakan dapat membahayakan tatanan serta kepentingan bang … sa dan negara disebut? Faktor yang mendorong persatuan dan kesatuan bangsa indonesia yang menjadi sangat penting agar tidak kehilangan relevansinya di tengah gempuran isu ya … ng dapat memecah belah bangsa adalah? Sebelumnya Berikutnya Iklan

kita semua sederajat dan bersaudara